Sabtu, 03 Januari 2015

PENYEBAB STRES DAN CARA MENGATASINYA

Hai sahabat sukses! Kali ini aku akan membahas hal yang sering kita alami, tapi sering pula kita tidak menyadarinya. Apakah itu? Sering kali kita menyebut hal ini dengan Stres. Pertanyaan awalnya adalah, apa stres itu sebenarnya? Apakah stres itu identik dengan seseorang yang memiliki masalah dengan kejiwaannya?

Pasti banyak orang awam yang berpikiran seperti itu, namun stres sendiri memiliki beberapa pengertian..

Menurut J.P Chaplin dalam Kamus Lengkap Psikologi mengatakan
“Stres adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.”

Menurut Atkinson (1983)
“Stres terjadi ketika seseorang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai ancaman kesehatan fisiknya maupun psikologisnya.”


Menurut Lazaruss (dalam Rod Plotnik 2005:481)
“Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai sesuatu situasi melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.”




Kita semua pasti pernah mengalami yang namanya stres, tetapi sebenarnya stres tidaklah selalu buruk. Stres dalam tingkat yang sedang itu perlu, untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada sesuatu hal yang seddang kita hadapi dan juga untuk melakukan penyesuaian. Hidup yang terlalu tenang juga akan menjemukan dan membuat kita cepat bosan. Betul tidak?

Namun ada pula stres yang tidak baik, yaitu stres yang terlalu kuat dan bertahan lama. Contohnya adalah ketika kita dihadapkan suatu permasalahan, kita merasa tidak bisa menghadapinya sendirian. Namun permasalahan itu tidak cepat kita selesaikan dan tetap memendamnya sendirian, lama-lama masalah itu terlalu kuat dan akan menyebabkan kita menjadi stres. Stres yang seperti inilah yang bisa mengganggu jasmani serta rohani bagi yang menderitanya.

Keadaan sosial, lingkungan dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres atau stres. Stres yang dirasakan seseorang bisa berbeda-beda tingkatannya, walaupun peristiwa yang dialami itu sama. Peristiwa tertentu dapat membuat seseorang mengalami stres berat, namun bisa saja bagi orang lain itu hanya menimbulkan stres ringan. Tergatung dari bagaimana individu itu menanggulangi masalah yang mereka hadapi.


  • Beberapa Penyebab Timbulnya Stres
Sebenarnya apa sih penyebab kita bisa merasa stres? Sebenarnya ada beberapa penyebab, tergantung pada individu itu sendiri. Namun secara garis besar penyebab timbulnya stres adalah :


  1. Peristiwa Traumatik
Yaitu situasi bahaya ekstrim di luar pengalaman manusia pada umumnya.
 Peristiwa itu bisa berupa bencana alam, perang, kecelakaan, atau pembunuhan.
Bagi seseorang yang pernah mengalami situasi tersebut (tidak semua orang ikut merasakan) dapat membuat ia terus teringat dan tidak bisa lepas dari memori situasi bahaya tersebut, yang dapat membuat timbulnya stres. Kumpulan gejala berat yang menimbulkan kecemasan akibat peristiwa traumatik biasa disebut gangguan stres pasca-traumatik. Gejalanya :
a)      Kondisi mati rasa pada dunia luar, merasa terasingkan dan tersingkir dari orang lain.
b)      Kecendruan menghidupkan trauma secara berulang-ulang dalam kenangan dan mimpi.
c)       Gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, dan kesiagaan yang berlebihan.

2.     Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan
Yaitu peristiwa yang tidak dapat kita atur atau yang tidak kita inginkan.
Misalnya ditinggal mati oleh orang yang kita cintai, terserang penyakit, dipecat, tidak mendapat maaf dari teman.
Semakin besar peristiwa yang tidak dapat dikendalikan, semakin besar pula kemungkinan stres yang ditimbulkan. Salah satu alasan mengapa hal itu dapat menyebabkan stres, karena kita (manusia) tidak mampu mengontrol terjadinya peristiwa itu.

       3.     Peristiwa yang tidak dapat diperkirakan
Walaupun individu tidak dapat mengendalikan stres, namun biasanya stres dapat dikurangi apabila individu tersebut dapat memprediksikan munculnya peristiwa yang menyebabkan stres.
Contoh : ketika seseorang gugup untuk tampil di atas panggung, ia akan mencoba mengalihkan perhatiannya untuk mengurangi kegugupannya tersebut.

       4.     Peristiwa yang melampaui batas kemampuan
Contohnya adalah: ketika siswa dihadapkan oleh suatu ujian yang menentukan kelulusan, dimana siswa tersebut belajar lebih giat dan lebih lama dari yang biasa ia lakukan. Aktivitas fisik dan intelektual yang berat ini dapat menimbulkan stres, terlebih ada tekanan yang membayangi siswa tersebut untuk lulus.

        5.   Konflik Internal
Selain faktor eksternal, stres juga dapat muncul dari faktor internal yaitu konflik internal yang tidak terpecahkan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Konflik ini dapat terjadi apabila individu dihadapkan pada dua pilihan yang saling bertolak-belakang. Contoh, ketika individu menentukan kuliah, ia menginginkan jurusan sastra namun orang tua menuntutnya untuk masuk jurusan teknik. Atau ketika medapatkan dua tawaran pekerjaan yang sama-sama menarik dan kita inginkan, sehingga sulit menentukan pilihan.
Konflik seperti inilah yang dapat menimbulkan stres, terlebih ketika ternyata pilihan yang kita ambil salah kemudian merasa menyesal.


Menurut Atkinson, konflik yang paling sulit dipecahkan dalam masyarakat biasanya terjadi pada motif-motif berikut :

       1.  Kemandirian lawan ketergantungan
Di satu pihak kita memerlukan bantuan orang lain, tetapi di pihak lain kita dituntut untuk mandiri dan bertanggung jawab sendiri.

       2. Keintiman lawan isolasi
Keinginan untuk dekat dengan orang lain dan berbagi pikiran atau curhat, mungkin bertentangan dengan rasa takut dilukai atau ditolak ketika kita terlalu terbuka dengan diri kita sendiri.

       3. Kerjasama lawan persaingan
Persaingan telah dimulai pada masa anak-anak, berlanjut ke masa sekolah, dan memuncak ketika telah masuk kedunia profesional atau dunia kerja. Namun disisi lain kita juga dituntut untuk dapat bekerjaa sama dan membatu orang lain.

       4. Ekspresi impuls dan standar moral
Contohnya di masyarakat kita ketika seseorang mengalami penyimpangan seksual (menyukai sesama jenis), individu tersebut ingin menunjukan diri seperti orang normal lainnya, tetapi di pihak lain standar moral mengontrolnya (menyatakan itu diluar moral).

  • Reaksi Psikologis Terhadap Stres


Bagaimana kita tau kita sedang merasakan stres? Biasanya seseorang yang sedang stres memunculkan beberapa sifat atau kondisi diluar sifat normalnya seseorang. Ada yang bersikap emosional ketika frustasi, adapula yang menjadi terlalu melankolis dan membutuhkan situasi yang sepi untuk meredamkan stresnya.

Di luar hal itu reaksi seseorang ketika sedang tres bisa juga tergambarkan oleh :

       1.  Kecemasan
Kondisi dimana seseorang merasa kuatir, prihatin, tegang, dan takut ketika dihadapkan suatu masalah.

        2. Kemarahan dan Agresi
Reaksi yang timbul apabila upaya seseorang untuk mencapai tujuannya terhalangi.

        3. Apati dan Depresi
Jika kondisi stres terus terjadi dan individu tidak bisa mengatasinya, maka apati menjadi berat dan meningkat menjadi depresi.

        4.  Gangguan Kognitif
Sulit berkonsentrasi dan berpikir secara logis. Gangguan ini dapat berasal dari du sumber :
a)      Tingkat emosional yang tinggi
b)      Munculnya pikiran terus menerus yang mengganggu dalam kinerja otank ketika berhadapan dengan stresor.

  • Cara Menanggulangi Stres
Proses yang ditempuh seseorang untuk menghadapi masalah yang menimbulkan stres dinamakan coping. Coping  memiliki 2 bentuk utama :

        1.  Strategi Terfokus Masalah ( Problem Focus Coping)
Yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah secara spesifik yang telah terjadi dan mencoba menemukan cara untuk mengubah atau menghindarinya.
Caranya antara lain :
1)      Menentukan msalahnya
2)      Mencari pemecahan alternatif
3)      Menimbang-nimbang alternatif tersebut
4)      Memilih salah satu cara dan menjalankannya
Hasil penelitian menunjukan strategi terfokus masalah dapat mempersingkat waktu dan efektif bagi penderita depresi.

          2. Strategi Terfokus Emosi (Emotional Focus Coping)
Yaitu upaya mencegah emosi negatif menguasi diri seseorang dan mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan ketika sedang stres.

a)       Strategi Perilaku : misalnya olahraga untuk mengalihkan masalah.

b)   Strategi Kognitif : dengan cara menyingkirkan untuk sementara pikiran tentang masalah tersebut. Bisa juga dengan cara mengubah cara pandang seseorang akan masalah yang sdang dihadapi.

c)   Strategi Perenungan (rumanative strategies) : dengan cara mengisolasi diri unruk merenungkan perasaan, mengkuatirkan konsekuensi peristiwa stres, atau keadaan emosional tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya.

d)      Strategi Pengalihan (distraction strategies) à dengan melibatkan diri dalam aktivitas misalnya menonton film, bercanda dengan teman-teman dan melakukan hobi yang menyenangkan. Tujuannya pengalihan ini adalah untuk menjauhlan diri dari pikiran nrgatif dan mendapatkan rasa percaya diri untuk menyelesaikan masalah.

e)      Strategi Penghindaran negatif à aktivitas yang dapat mengalihkan kita dari mood, tetapi berbeda dari strategi pengalihan.  Biasanya penghindaraan ini dilakukan dengan cara yang negatif, contoh mabuk-mabukan, ugal-ugalan di jalan.

*Catatan:
strategi perenungan dan strategi penghindaran malah cenderung meningkatkan dan memperpanjang mood yang tertekan (memperpanjang depresi).
Sedangkan strategi pengalihan cenderung menurunkan dan mempersingkat mood yang tertekan (menurunkan depresi).



                Semoga informasi ini dapat membantu kita dalam memahami apa yang sebenarnya kita rasakan dan bagaimana cara mengatasi stres yang mungkin saja sedang kita alami. jika ada informasi tambahan dan pertanyaan, jangan ragu-ragu untuk saling berbagi ^^

sumber: Basuki, A. M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

2 komentar:

  1. wih keren banget fanny, semoga jd psikolog yg shalihah yaaa aamiin allahuma aamiin :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiiiinn :) nana juga ya, semoga bisa jadi psikolog seperti yang di cita-citakan

      Hapus

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates