Selasa, 21 Oktober 2014

Manusia dan Kesusastran : Periode Sastra Indonesia

Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu  budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.

Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Sebuah cipta sastra yang indah, bukanlah karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Ia harus dilihat secara keseluruhan: temanya, amanatnya dan strukturnya. Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah ciptasastra, antara lain nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai yang bersifat konsepsionil. 
Karya sastra merupakan sintesa dari adanya tesa dan anti tesa. Tesa adalah kenyataan-kenyataan yang dihadapi. Antitesa adalah sikap-sikap yang bersifat subjektif dan intersubjektif. Sedangkan sintesa adalah hasil dari perlawanan antara tesa dengan antitesa itu. Bersifat idealis, imajinatif dan kreatif, berdasarkan cita-cita dan konsepsi pengarang.

Bentuk-bentuk Kesusastraan
Ada beberapa bentuk kesusastraan :
§  Puisi
§  Cerita Rekaan (fiksi)
§  Essay dan Kritik
§  Drama


Cerita-cerita (fiksi) sering dibedakan atas tiga macam bentuk yakni : Cerita pendek (cerpen), novel, dan roman. Akan tetapi di dalam kesusastraan Amerika umpanya hanya dikenal istilah : cerpen (short story) dan novel. Istilah roman tidak ada. Yang kita maksud dengan “roman” dalam kesusastraan Amerika adalah juga “novel”.

Di Indonesia, dalam perkembangannya karya sastra dibagi dalam beberapa angkatan. Hal ini karena, pada masa tersebut karya-karya sastra Indonesia memiliki ciri dan tema yang khas.
Angkatan Balai Pustaka (‘20-an)
Ciri – ciri Angkatan Balai Pustaka   
     1. Gaya penceritaan terpengaruh oleh sastra Melayu yang mendayu-dayu.
     2. Masih menggunakan bahasa klise seperti peribahasa dan pepatah-petitih.
     3. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan.
     4. Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan.
     5. Puisinya berupa syair dan pantun
     6. Isi karya sastranya bersifat didaktis
     7. Alirannya bercorak romantik

Tokoh-tokoh dan karya antara lain



Ø  Merari Siregar
  1. Azab dan Sengsara (1920)
  2. Cinta dan Hawa Nafsu
Ø  Marah Roesli
  1. Siti Nurbaya (1922)
  2. La Hami (1924)
   Ø  Muhammad Yamin

  1. Tanah Air (1922)
  2. Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
  3. Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
   Ø  Nur Sutan Iskandar

  1. Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)
  2. Cinta yang Membawa Maut (1926)
   Ø  Tulis Sutan Sati

  1. Sengsara Membawa Nikmat (1928)
   
   Ø  Abdul Muis

  1. Salah Asuhan (1928)
  2. Pertemuan Djodoh (1933)

Pujangga Baru (‘30-an)

Ciri-ciri Pujangga Baru
1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern,
2. Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya,
3. Bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris,
4. Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda,
5. Aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan
6. Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.

Tokoh-tokoh dan karyanya antara lain


           
Ø  Sutan Takdir Alisjahbana

1.         Dian Tak Kunjung Padam (1932)
2.         Tebaran Mega - kumpulan sajak (1935)
3.         Layar Terkembang (1936)
4.         Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)
Ø  Hamka

  1.   1. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
  2.   2. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (1939)
Ø  Armijn Pane

  1.   1. Belenggu (1940)
  2.   2. Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
  3.   3. Habis Gelap Terbitlah Terang - Terjemahan Surat R.A. Kartini (1945)
Ø  Sanusi Pane  

            1.       Sandhyakala Ning Majapahit (1933)
            2.      Kertajaya (1932)
Ø  J.E.Tatengkeng          

                1.       Rindoe Dendam (1934)


Angkatan 1945

Ciri-ciri Angkatan ‘45
  1. terbuka
  2. pengaruh unsur sastra asing lebih luas dibandingkan angkatan sebelumnya
  3. bercorak isi realis dan naturalis, meninggalkan corak romantis
  4. sastrawan periode ini terlihat menonjol individualismenya
  5. dinamis dan kritis, berani menabrak pakem sastra yang mapan sebelumnya
  6. penghematan kata dalam karya
  7. lebih ekspresif dan spontan
  8. terlihat sinisme dan sarkasme

Tokoh-tokoh dan karyanya antara lain
     
Ø  Chairil Anwar

  1.     1. Kerikil Tajam (1949)
  2.        2.  Deru Campur Debu (1949)

Ø  Idrus

  1.    1. Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
   Ø  Achdiat K. Mihardja

1. Atheis (1949)
   Ø  Utuy Tatang Sontani

  1.   1.  Tambera (1949)


Angkatan 1950 - 1960-an



  
Ø  Pramoedya Ananta Toer

 

1.         Bukan Pasar Malam (1951)
2.         Di Tepi Kali Bekasi (1951)
3.         Perburuan (1950)
4.         Cerita dari Blora (1952)
5.         Gadis Pantai (1962-65)
Ø  Nh. Dini
1.         Dua Dunia (1950)
2.         Hati jang Damai (1960)
   
   Ø  Sitor Situmorang

 

1.        Dalam Sadjak (1950)
2.        Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)
   Ø  Mochtar Lubis

 

1.        Tak Ada Esok (1950)
2.       Jalan Tak Ada Ujung (1952)
3.       Tanah Gersang (1964)

 

Ø  W.S. Rendra

 

1.         Balada Orang-orang Tercinta (1957)
2.         Empat Kumpulan Sajak (1961)
3.         Ia Sudah Bertualang (1963)
   Ø  Toha Mochtar
1.         Pulang (1958)

 

Angkatan 1966 - 1970-an


Ø  Taufik Ismail

1.              Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
2.              Tirani dan Benteng
3.              Buku Tamu Musim Perjuangan
4.              Sajak Ladang Jagung
5.              Kenalkan
6.              Saya Hewan
7.              Puisi-puisi Langit
Ø  Sapardi Djoko Damono

1.              Dukamu Abadi (1969)
2.              Mata Pisau (1974)
3.              Pengarang Telah Mati
    Ø  Putu Wijaya
1.              Bila Malam Bertambah Malam (1971)
2.              Telegram (1973)



Angkatan Reformasi

Ø  Widji Thukul

  1. 1.  Puisi Pelo
  2. 2.  Darman

Angkatan 2000-an



Ø  Ahmad Fuadi

  1.               1. Negeri 5 Menara (2009)
  2.               2. Ranah 3 Warna (2011)
Ø  Andrea Hirata

1.       Laskar Pelangi (2005)
2.       Sang Pemimpi (2006)
3.       Edensor (2007)
4.       Maryamah Karpov (2008)
5.       Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas (2010)
Ø  Dewi Lestari

1.       Supernova 1: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (2001)
2.       Supernova 2: Akar (2002)
3.       Supernova 3: Petir (2004)
4.       Supernova 4: Partikel (2012)
Ø  Habiburrahman El Shirazy

1.       Ayat-Ayat Cinta (2004)
2.       Ketika Cinta Bertasbih 1-2 (2007)
3.       Dalam Mihrab Cinta (2007)

Sumber :
http://nesaci.com/pengertian-kesusastraan-dan-jenis-jenis-kesusastraan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates