Senin, 05 Agustus 2013

#CeritaDariKamar : Bingkai Bambu

            Aku ingat betul itu terjadi 3 tahun yang lalu, di hari terakhir aku mengenakan seragam ‘putih-biru’ kebangaan anak seusiaku. Masih sangat hafal, hari itu terakhir aku ke sekolah untuk mengambil ijazah. Bertepatan dengan hari ulang tahun ku yang biasanya aku habiskan sendiri di rumah karena selalu jatuh di waktu liburan sekolah. Seperti ritual anak SMP setiap ada yang berulang tahun, pasti wajah ‘sang korban’ menjadi merah merona. Bukan.. bukan karena malu atau gembira di kasih kejutan, tapi karena tamparan yang jatuh di kedua pipi. Dan itu pula yang aku alami.

            Masih dengan suasana suka cita, datanglah seorang yang aku hafal betul wajahnya. Cowok berkulit sawo matang, tinggi, tidak terlalu gemuk, rambut yg selalu rapi, dan tak lupa kaca mata yang membantunya melihat. Dengan segera aku tahu aku harus pulang. Di perjalanan kam tidak banyak bicara, bahkan dia belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku secara langsung.

Kami langsung duduk di ruang tamu sesampainya di rumahku. Dengan sedikit basa-basi, dia menaruh sesuatu di atas meja. ‘maaf berantakan, bungkus sendiri soalnya hehehe’. Aku pun mulai menyobek kertas pelapis itu dan mendapati sebuah bingkai bambu dengan gambar di balik kacanya. Gambar 2 orang yang bersebelahan. Yang satu memakai kemeja + cardigan, rok serta tas kecil selempang yang satu memakai jaket, dan celana panjang. Lengkap dengan hiasan kalimat..
“cinta murni lahir dari sanubari. Cinta suci datang dari Illahi, cinta sejati hanyalah cinta kita berdua”


Sederhana. Ya se-sederhana itu, tapi itu cukup membuatku tersenyum bila aku mengingatnya. Dan bingkai bambu itu masih berdiri kokoh di meja belajarku hingga sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates