Hujan
tak pernah begitu menyakitkan
Ketika
kau tau, rintik yang jatuh tak dapat berbuat apa-apa
Tak
bisa tiba-tiba terhenti dan kembali ke atas
semua
akibat gravitasi
Begitu
juga perasaan
Cinta
tak pernah terasa menyakitkan
Sebelum
kau menyadari bahwa kau jatuh kepada seseorang
Tetapi
kau tak bisa dengan begitu saja menghentikannya
Semua
membutuhkan waktu
Tugas
rintik hanya jatuh
Ia
percayakan kepada awan yang membawanya
Ia
tak bisa memilih untuk jatuh dimana
Tanah
tandus, tanah subur, atau sungai yang sudah banyak airnya sekalipun
Ia
percayakan saja kepada gravitasi, ia akan jatuh dengan kencang atau perlahan
Tugas
hati hanya merasakan
Baik
sedih, duka, amarah, benci, suka, maupun cinta
Namun
ia tak seperti rintik, ia bisa memilih
Ia
bisa memilih kepada siapa ia marah, mengapa ia benci, hal yang membuatnya
senang, dan apa yang membuatnya sedih
Tapi
perihal cinta, tidak semudah itu
Jatuh
cinta tidak bisa memilih
Namun
memberikan cinta, kita bisa menentukan kepada siapa emosi itu dipercayakan
Air
hujan itu terus mengalir
Ia
tak tau akan dibawa kemana
Ia
hanya memiliki dua pilihan
Bermanfaat
bagi tanaman tempat ia terjatuh, atau
terbuang kembali kedalam selokan
Ia
sangat berharap dapat bermanfaat bagi tumbuhan di sekitarnya, bagi manusia yang
membutuhkan air, maupun bagi tanah agar tidak tandus
Tapi
bukankah ia tidak bisa memilih?
Emosi,
cinta, terus mengalir
Sama
dengan air, ia memiliki dua pilihan
Membuat
cinta menjadi anugerah, atau hanya membutakan mata, hati, dan pikiran
Ia
sangat berharap cintanya mengalir kepada seseorang yang diidamkannya, seumpama
pangeran dengan kuda putihnya
Tapi,
bukankah ia tidak bisa memilih?
0 komentar:
Posting Komentar