Sumber: Big Data |
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan
instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal
yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (Simon, 1987).
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi
tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat
dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and Knight 1991).
Sejarah
Gagasan tentang buatan
manusia yang cerdas dan mampu hidup telah lama berada di sana. Orang-orang
Yunani kuno memiliki mitos tentang robot, dan insinyur China dan Mesir
membangun robot.
Permulaan AI modern
dapat ditelusuri ke upaya para filsuf klasik untuk menggambarkan pemikiran
manusia sebagai sistem simbolis. Tapi bidang AI tidak didirikan secara formal
sampai tahun 1956, pada sebuah konferensi di Dartmouth College, di Hanover, New
Hampshire, di mana istilah "artificial
intelligence" diciptakan.
Tapi mencapai artificial intelligence tidaklah
sederhana. Setelah beberapa laporan mengkritik kemajuan di AI, dana pemerintah
dan ketertarikan di lapangan turun - sebuah periode dari 1974-80. Lapangan
tersebut kemudian dihidupkan kembali pada tahun 1980an ketika pemerintah
Inggris mulai mendanainya lagi untuk bersaing dengan usaha Jepang.
Pada
tahun 1774 seorang penemu dari perancis, Pierre Jacques Drotz mencengangkan
masyarakat Eropa dengan suatu automation berukuran sekitar seorang anak
laki-laki yang dapat duduk dan menulis suatu buku catatan. Penemuan ini
kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya, yaitu automation yang berupa seorang
gadis manis yang dapat memainkan harpsichord. Semuanya itu
masih merupakan proses mekanik yang melakukan gerak dengan telah ditentukan
terlebih dahulu. John McCarthy membuat istilah “Artificial Intelligence/kecerdasan
buatan” pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada
1956.
Artificial Intelligence
is Everywhere
Kita sekarang hidup di
zaman "big data", sebuah era di mana kita memiliki kapasitas untuk
mengumpulkan sejumlah besar informasi yang terlalu rumit bagi seseorang untuk
diproses. Penerapan kecerdasan buatan dalam hal ini sudah cukup berbuah di
beberapa industri seperti teknologi, perbankan, pemasaran, dan hiburan. Kami
telah melihat bahwa bahkan jika algoritme tidak memperbaiki banyak, data besar
dan komputasi maya memungkinkan kecerdasan buatan untuk dipelajari. Terobosan
dalam ilmu komputer, matematika, atau ilmu saraf semuanya berfungsi sebagai hasil
dari berkembangnya kecerdasan buatan.
Hubungan
dengan kognitif manusia
Machine
Reasoning adalah usaha
untuk melakukan sesuatu menggunakan komputer, atau bantuan dengan, penalaran.
Secara historis, fokus utama Machine
Reasoning adalah Automated Theorem Proving, di mana seseorang mencoba untuk
memformalkan algoritma untuk memeriksa apakah sesuatu secara deduktif mengikuti
sesuatu yang lain. Namun, organisme yang mencoba beralasan tentang lingkungan
yang tidak pasti dan dinamis mungkin akan menggunakan penalaran untuk
menghasilkan hipotesis, atau membuat ekstrapolasi yang tidak deduktif, namun cukup
masuk akal dari apa yang mereka ketahui.
Cognitive
Robotics adalah usaha untuk menciptakan robot dengan
spektrum kekuatan kognitif yang luas, sesuai kebutuhan untuk jenis tugas dan
masalah terbuka yang harus dihadapi oleh organisme apa pun di dunia yang cukup
kompleks. Robotika kognitif dalam hal ini harus dibedakan dari robotika
industri yang lebih tradisional dimana tugas yang harus dilakukan sempit dan
terdefinisi dengan baik dan lingkungannya cukup baik.
sumber: Microsoft |
Pengertian Desain Sistem
Desain sistem adalah
sebuah proses menerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif
rancangansistem informasi. Desain sistem dilakukan berdasarkan informasi yang
didaptkan oleh analisis sistem.
Desain
sistem didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa
atau pengaturan beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi. sebuah proses yang terdiri atas lima kegiatan, yaitu:
a.Menentukan
secara tepat dan terperinci kebutuhan dan bentuk-bentuk informasi yang
sebenarnya diperlukan untuk menunjang.
b.
Mengatur semua kebutuhan serta membaginya secara sistematis pada beberapa tahap
dan bagian, yang nantinya akan dioperasikan secara standar untuk menghemat
waktu dan biaya
c.
Menentukan cara pelaksanaan tiap-tiap tugas tersebut.
d. Menentukan
tingkat ukuran mutu untuk menilai keberhasilan dan Ketidak berhasilan dari
tiap-tiap performa tugas-tugas tersebut.
e.
Menghilangkan sebanyak mungkin pekerjaan yang akan menghambat implementasi
sistem, seperti terjadinya duplikasi (pengulangan yang tidak perlu) mengenai
fungsi, tujuan operasi, data, formulir-formulir data masukan, dan
laporan-laporan yang sejenis. Disamping itu, juga mengurangi sebanyak mungkin
hal-hal yang tidak bermanfaat, yang mungkin terdapat dalam sistem dan prosedur,
aliran data yang tidak efisien, dan laporan-laporan yang kurang bermanfaat atau
bahkan tidak berguna.
Hubungan dengan psikologi
Desain informasi
berguna utnuk mempermudah para psikolog mengolah data. Contohnya aplikasi SPSS
yang bisa dikategorikan desain sistem informasi. Psikolog tidka harus berjibaku
dengan banyaknya kertas dan cara skoring manual. Dengan bantuan aplikasi in,
psikolog dapat menghemat waktu dan pengeluaran sekalligus.
Contoh lainnya
penggunaan survey online yang menggantikan kuesioner kertas. Hal ini juga
ditunjukan agar data lebih efisien dan tidak memakan banyak biaya. Beberapa alat
tes juga ada yang telah di transfer dalam bentuk software tersendiri. Walaupun dalam bentuk software, penggunaannya tetaplah membutuhkan manusia (dalam hal ini
psikolog) untuk memantau dan menginterpretasikan hasil yang didapatkan.
Sumber:
Rich,
Elaine dan Knight, Kevin. (1991). Artificial
Intelligence. McGraw-Hill Inc, New York.
Simon, H. A. (1987) Artifical Intelligence. in r.j.corsini (Ed.)
concise encyclopedia of psychology second edition. New York: Wiley.
http://sitn.hms.harvard.edu/flash/2017/history-artificial-intelligence/
https://mo2ntutorial.wordpress.com/mata-kuliah/desain-sistem-informasi/
0 komentar:
Posting Komentar